This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday 30 March 2020

Pernyataan Lengkap Pemerintah soal Update Corona 30 Maret 2020




Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah. Total sejauh ini ada 1.414 kasus yang terkonfirmasi positif Corona di wilayah RI.
"Yang pertama penambahan konfirmasi kasus positif sebanyak 129 orang sehingga total kasus sekarang menjadi 1.414," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Senin (30/3/2020).
Sementara itu, pasien yang sembuh dari Corona bertambah menjadi 75 orang. Adapun kasus kematian akibat Corona di RI bertambah menjadi 122 orang.
Atas penambahan kasus ini, Yuri kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih. Dia mengimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah.
"Jadilah pahlawan untuk melindungi diri, melindungi orang lain, dan melindungi bangsa kita. Kita yakin kita pasti mampu melakukan itu," ujar dia.
Berikut ini pernyataan lengkap Achmad Yurianto pada hari ini:
Kami perhatikan dari hari ke hari partisipasi pemerintah, masyarakat, bersama-sama telah meningkat dengan pesat, tidak hanya kepatuhan dan disiplin dalam melaksanakan anjuran-anjuran yang telah diberikan pemerintah namun juga secara proaktif melakukan kegiatan-kegiatan menggalang donasi serta menyumbangkan waktu dan tenaga untuk saling melindungi. Di beberapa daerah sudah dibuat edaran oleh para kepala daerah untuk bersama-sama membantu masyarakat yang tidak mampu dalam kaitan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara menggalang dana, menggalang partisipasi agar mereka tidak lagi memiliki risiko yang cukup tinggi untuk memaksa keluar rumah dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Yang berikutnya adalah kita meyakini bahwa dengan kebersamaan seluruh komponen bangsa, kita yakin mampu dan bisa melawan COVID-19 ini. Kemudian yang kedua saya laporkan beberapa hal terkait dengan kinerja penanganan COVID-19 ini, baik yang dilaksanakan oleh pusat maupun yang dilaksanakan daerah. Beberapa saat yang lalu semua provinsi telah membentuk gugus tugas yang kemudian dipimpin langsung oleh kepala daerah dalam hal ini gubernur untuk mengintegrasikan, mensinergikan dan mengkolaborasikan seluruh kapasitas yang ada di provinsi dalam rangka menangani COVID-19 ini.
Ini upaya yang kemudian menunjukkan kinerja yang sungguh-sungguh dari kita semua dalam rangka untuk mencari kontak yang ada di luar, yang masih positif, mencari penderita yang masih positif kemudian meyakinkan masyarakat untuk memutuskannya dengan cara menjaga jarak di dalam komunikasi secara sosial antara satu dengan yang lainnya baik di rumah atau di luar rumah dalam rangka memutus rantai penularan ini.
Kemudian juga secara proaktif mencari kasus yang masih berada di luar dengan melaksanakan kegiatan rapid test untuk kemudian secepatnya melakukan isolasi, memisahkan dengan kelompok masyarakat yang sehat lainnya. Ini pun sejalan dengan kebijakan kita untuk tetap menjaga yang sehat tetap sehat kemudian secepatnya yang menjadi sakit ringan bisa kita tangani dan yang sakit berat bisa dirawat dengan semaksimal mungkin. Karena itu sampai dengan hari ini pemerintah telah mengadakan APD sebanyak 191.660 set dan terdistribusi ke seluruh provinsi dan rumah sakit yang membutuhkan, masker bedah 12.272.500 buah sudah terdistribusi juga, masker N95 133.640 buah juga sudah terdistribusi, rapid test sebanyak 425.000 sudah terdistribusi. Oleh karena itu kita akan tetap berupaya secara maksimal memenuhi kebutuhan pokok ini di dalam kaitan untuk penanganan kasus COVID-19.
RS Wisma Atlet yang sudah beroperasional dilaporkan pada hari ini sudah merawat inap sebanyak 411 orang dan rumah sakit rujukan nasional yang kemudian sudah kita siapkan telah bisa menambah sampai dengan saat ini ruang isolasi dengan tekanan negatif sebanyak 1.967 ruang. Ini upaya yang akan terus kita lakukan bersamaan dengan semakin bertambahnya kasus yang kita dapatkan.
Karena itu, mari bersama-sama kita mencoba untuk secara bersungguh-sungguh mengawali dari yang paling depan, yang paling hulu adalah kita berusaha untuk memutus rantai di tengah masyarakat dengan cara jaga jarak fisik dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya dengan jarak lebih dari 1 meter. Hindari berkumpul, hindari kerumunan, ini adalah upaya yang paling benar, upaya yang paling rasional dan upaya yang paling bagus diterapkan sehingga diharapkan terjadi pemutusan mata rantai dari penularan. Kemudian cuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir minimal dalam 20 detik. Karena kita tahu sabun, detergen adalah zat yang paling bagus merusak dinding virus sehingga merusak virus itu.
Sesering mungkin kita lakukan, jangan pernah makan, minum menyentuh bagian muka, wajah, mulut, hidung, mata, sebelum mencuci tangan. Karena ini rute-rute ini yang paling mudah untuk menularkan virus. Mungkin kita tidak ketemu orang secara langsung, mungkin kita bisa menjaga jarak kita dalam berkomunikasi dengan orang lain tetapi sentuhan tangan yang tidak dicuci dengan sabun akan mampu mengantarkan virus ini ke dalam saluran nafas kita, dan inilah yang kemudian menimbulkan sakit, oleh karena itu lebih baik di rumah, lebih aman berada di rumah, tetap berada di rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah lah sementara dari rumah.
Inilah yang menjadi kesadaran kita untuk bersama-sama saling membantu agar semuanya bisa menjalankan anjuran ini dengan cara sebaik-baiknya. Kemudian selalu ikuti perkembangan COVID-19 ini dari kanal-kanal saluran yang benar, agar tidak terbawa pada berita-berita yang menyesatkan, yang menggelisahkan dan menimbulkan keresahan kepada masyarakat. Silakan diakses covid19.go.id, silakan ditelepon call center 119 atau 117, silakan diakses beberapa aktivasi online, seperti Kemkes, Halodoc, Gojek, Bukalapak, dan layanan lain.
Karena itu, pada kesempatan ini, saya akan laporkan juga beberapa update kasus yang kita dapatkan sepanjang tanggal 29 Maret sampai dengan 30 Maret pada hitungan pukul 12.00 WIB. Yang pertama penambahan konfirmasi kasus positif sebanyak 129 orang sehingga total kasus sekarang menjadi 1.414. Ada penambahan kasus sembuh sebanyak 11 orang sehingga total yang sembuh sebanyak 75 orang kemudian masih ada kasus kematian sebanyak 8 orang sehingga total kasus kematian adalah 122 orang.
Saudara-saudara sekalian saya akan mengulangi bahwa penularan di luar masih terjadi, bahwa kasus positif masih bertambah, karena itu saya mengingatkan sekali lagi jaga jarak, jangan berdekatan, hindari tempat berkumpul yang padat, cuci tangan pakai sabun, hindari menyentuh wajah dan manakala ada yang sakit patuhi etika manakala kita batuk, manakala kita bersin, tutup pakai sapu tangan atau gunakan masker agar tidak menyebar ke sana, kemari. Kemudian aman, lebih aman di rumah, produktif lah di rumah, inilah yang harus kita lakukan, mari bersama-sama dengan kesungguhan hati bersama-sama untuk disiplin. Jadilah pahlawan untuk melindungi diri, melindungi orang lain dan melindungi bangsa kita. Kita yakin kita pasti mampu melakukan itu. Demikian beberapa hal yang saya sampaikan hari ini. Terima kasih
Sumber : Detik.com

Wednesday 14 February 2018

Memilih Dengan Hati Nurani

Memilih Dengan Hati Nurani

Perhelatan pesta demokrasi di seluruh wilayah Propinsi dan Kabupaten akan segera di gelar.

Salah satu di antara daerah yang mulai menggeliat kontestasi politiknya adalah Jawa Timur. Sebab Jatim dinilai sebagai satu-satunya tempat yang patut disebut miniatur dari pentas politik Indonesia.

Oleh karenanya, kepemimpinan di Jawa Timur cukup penting untuk dinalar secara serius. Apabila propinsi yang memiliki jumlah penduduk mencapai 39,29 juta jiwa pada tahun 2017 sebagaimana dilansir BPS Jawa Timur itu berada di tangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab, maka kondisi yang diidamkan masyarakat Jatim akan hancur hanya karena segelintir pihak yang tak amanah.

Tetapi dalam kaitan kontestasi Cagub-Cawagub pada tahun 2018 ini, rupanya Jawa Timur perlu benar-benar berbahagia, karena balon yang sudah tersaring hanya dua pasangan: Nomor urut satu, Khofifah-Emil, dan nomor urut dua, Gus Ipul-Mbak Puti.

Kenapa berbahagia ? Sebab keempat orang itu merupakan aset bangsa yang telah memiliki segudang pengalaman-pengalaman memimpin. Di luar kelemahan masing-masing, kelebihan mereka pun juga telah terbukti di mata publik.

Secara sederhana dapat diurai profil singkat masing-masing mereka:
  • Dra. Khofifah Indar Parawansa adalah Menteri Sosial Indonesia ke-27 sejak 27 Oktober 2014. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ke - 5 pada Kabinet Persatuan Nasional.
  • Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak adalah seorang politikus, penyanyi dan eksekutif muda Indonesia yang menjabat sebagai Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016.
  • Drs. H. Saifullah Yusuf adalah Wakil Gubernur Jawa Timur sejak tahun 2009. Pria kelahiran Pasuruan yang akrab dipanggil Gus Ipul itu pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pembanguan Daerah Tertinggal.
  • Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau lebih dikenal dengan sebutan Mbak Puti. Wanita kelahiran Jakarta, 26 Juni 1971 itu adalah seorang anggota DPR periode 2009 - 2014 dan 2014 - 2019.
Sekilas dari pengalaman mereka, menunjukkan bahwa masing-masing merupakan anak bangsa yang patut menjadi pilihan pemimpin daerah Jawa Timur.

Cuma karena dalam proses ini mengharuskan pemilik suara menjatuhkan pilihan pada satu pasangan calon, maka masyarakat dipersilahkan memilih salah satu kandidat dari dua pasangan sebagai pemenang pemilukada.

Di sini lah pentingnya cara memilih yang beradab tanpa memojokkan salah satu peserta dengan berkoar menjelekkan pihak lawan (black campaign) di antara mereka. Dari istilah saja sudah mengarah kepada sebuah upaya untuk merusak atau mempertanyakan reputasi seseorang, dengan mengeluarkan propaganda negatif.

Jelas cara demikian, selain tidak beretika juga menodai bangunan demokrasi yang sedang digalakkan. Kalaupun ia memenangkan sebuah pertarungan, pasti proses ini menjadi preseden buruk dalam sejarah bangsa yang sejak awal telah mempunyai nilai-nilai kesopanan yang agung.

Jika hanya sekedar memperebutkan kedudukan belaka, seseorang (kandidat atau pendukungnya) merelakan dirinya melakukan cara-cara yang tak elok, maka pada hakikatnya ia tidak beragama walaupun dengan lantang ia mengklaim dirinya bukan atheis.

Oleh sebab itu, anggota masyarakat diharapkan cerdas dan dewasa dalam menggunakan cara-cara mengkampanyekan pasangan calon. Selain itu, masyarakat juga di mohon memilih calon pemimpin sesuai hati nurani tanpa paksaan apalagi terpengaruh iming-iming sesuatu yang bersifat sementara belaka. Semoga Barokah.


Oleh: Muhammad Madarik Yahya

Thursday 22 September 2016

Karena Semua Dapat Dijadikan Guru

Semenjak saya selesai kuliah, kegiatan sedikit berkurang. Satu sisi saya senang dengan kondisi begini. Di mana saya dapat istirahat, yang dulu hampir tak mempunyai waktu. Minimal dapat buat merenung dan mengevaluasi diri. Namun, bukan tidak ada kegiatan sama sekali. Masih ada tugas yang perlu saya lakukan. Seperti mengajar dan mengemban sebuah jabatan.

Di sisi lain, kondisi begini ternyata melemahkan produktifitas. Perlu diakui ternyata saya tak seproduktif di tahun yang lalu. Entah, apa mungkin ini sebuah fase pertumbuhan. Ataukah mungkin kurang tantangan. Atau memang karena malas. Ah, harus saya akui bahwa ini karena malas. Ya, malas.

Saya bersyukur ketika tadi teman-teman LDK mengajak saya mengikuti diskusi. Setelah saya bercengkrama dengan teman-teman UKM yang mempunyai visi dakwah Islam itu, saya teringat saat saya masih kuliah semester satu. Di mana waktu itu semangat jiwa masih berkobar. Terlebih dalam berorganisasi. Bahkan, sangking semangatnya seakan ingin menguasai dunia. Acara diskusi tadi dapat membuka cakrawala berpikir saya. Terlebih juga dapat menghangatkan jiwa semangat saya. Walaupun di ranah yang berbeda.

Sehingga, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa semua dapat dijadikan guru. Sekalipun itu lebih muda. Jika itu baik, mengapa tidak. Jiwa muda dapat menuai semangat yang membara. Maka, saya harus berguru pada suasana semangat itu.

Saturday 14 May 2016

Antara Pesantren Dan Demokrasi






Sebagaimana yang kita pahami bahwa demokrasi merupakan sistem negara yang menitik beratkan kekuasaan di tangan rakyat.  Istilah demokrasi berasal dari bahasa yunani dari kata demokrata yang berarti kekuasaan di tangan  rakyat. Dengan demikian, maka rakyat mempunyai peran penting dalam menentukan kemajuan sebuah negara, lantaran pemimpin negara dipilih langsung oleh rakyat.  Sehingga, ratyatlah yang mempunyai kedaulatan tertinggi.

Kalangan agama Islam di belahan dunia, terlebih di kawasan Timur Tengah, sistem demokrasi menuai sorotan yang begitu tajam. Selain memberikan alasan ideologis, mereka menyatakan bahwa demokrasi merupakan produk orang barat yang tentunya didominasi oleh kalangan orang kafir. Hal ini menurut mereka dapat mengakibatkan fatal ketika pemimpin di pegang oleh orang yang bukan ahlinya. Karena, dalam demokrasi semua orang atau rakyat dapat menjadi pemimpin. Sebagaimana dalam hadits nabi menyatakan bahwa ketika sebuah negara dipimpin oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya. Namun, ada cendikiawan muslim yang tetap kokoh dalam membela sistem demokrasi. Sebut saja salah satunya adalah Ali Abdur Raziq, seorang sarjana mesir yang menyatakan bahwa Islam tidak memberikan ketentuan khusus dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Sehingga, suatu negara diperkenanka untuk membuat sistem pemerintahannya masing-masing.

Dari berbagai kontroversi yang ada, lantas bagaimana posisi pesantren dalam menanggapi iklim pemerintahan demokrasi khususnya di Indonesia?. Kita telah tahu, bahwa pesantren merupakan institusi keagamaan yang tentu dalam segala bentuk tindakannya mempunyai landasan teoritis yang ilmiyah. Hal ini lantaran dipicu oleh peran para kiai yang sudah tidak diragukan lagi dalam memahami ilmu agama. Namun, jika kita melirik pada sejarah pergulatan politik yang terjadi di Indonesia, mulai dari orde lama, orde baru bahkan sampai masa reformasi, pesantren merupakan lembaga yang responsip terhadap hangatnya iklim politik di Indonesia. Kita lihat, sejak masa kemerdekaan, pesantren tidak hanya respon dalam sistem demokrasi di Indonesia, melaikan juga ikut andil dalam mewarnai pergulatan politik di Indonesia. Seperti pernah membentuk partai politik semisal Masyumi, NU, dan Perti.

Jika kita memantau khasanah Islam klasik, maka akan kita temukan bahwa perpolitikan sangat diharamkan. Tidak hanya itu, kalangan Islam yang mengikuti aliran wabisme, secara tegas menyatakan bahwa politik adalah bid’ah yang kaitannya adalah sesat. Sebagaimana interpretasi kaum wahabi yang mengklaim bahwa semua bid’ah sesat dan pada akhirnya pasti masuk neraka. Lain seperti intrepratsi kalangan sunni, yang masih memerinci istilah bid’ah dalam hadis nabi tersebut. Yakni, Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah.

Sejak Indonesia merdeka, kontrubusi pesantren dalam iklmi demokrasi Indonesia sangat nampak. Sebut saja seperti peran kiai dalam membentuk rancangan Pancasila. Salah satu diantara anggotanya adalah KH. Wahid Hasyim yang merupakan putra dari pendiri organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahldatul Ulama’, KH. Hasyim Asy’ari. Ia membenarkan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Tidak hanya itu, berlanjut pada masa berikutya, pesantren memberikan sumbangsing dalam perpolitikan yang kokoh. Awalnya, semua pesantren terhimpun dalam partai Islam semisal NU, Masyumi dan Perti. Namun, karena semakin sadar dan mengertinya pergulatan politik di Indonesia, para kiai ataupun tokoh Islam melebarkan sayapnya pada partai nasioanal seperti Golkar, atau patai nasional lainnya.

Kini, dalam dunia pesantren sendiri telah banyak diajarkan tentang sistem demokrasi di Indonesia. Baik secara teoritis dengan memberikan pelajaran kewarganegaraan pada santri, maupun secara praktis dengan memberikan pembelajaran dalam pemilihan ketua, pembentukan organisasi otonom, melakukan sidang-sidang bahkan juga mengatur sebuah siasat dalam merebut sebuat kekuasaan. Namun, di pesantren, iklim seperti ini hanya sebagai wahana miniatur yang orientasinya adalah belajar. Dalam artian, tetap senantiasa menjadikan sosok kiai sebagai tokoh sentral yang mempunyai kekuatan hukum final. Akhirnya, dengan berbagai macam pembelajaran yang diterapkan di pesantren, santri tidak melulu berperan sebagai kiai atau tokoh masyarakat, melainkan juga telah terbukti banyak santri yang telah berkiprah menjadi tokoh politik, Dewan Perwakilan Rakyat, wartawan, bahkan juga tak jarang yang telah menjadi kepala daerah.

Dengan demikian, maka pesantren selain tetap konsisten dalam kepentinngan institionalnya, juga siap dalam menerjemahkan nilai-nilai manusia modern. Termasuk dalam memaknai arti demokrasi itu sendiri. Disamping itu, lantaran memang pesantren merupakan lemabaga pendidikan Islam tertua yang bertanggung jawab untuk menjelaskan Islam dalam kegandrungan manusia modern saat ini. Selain itu, tidak harus serta merta menjadi tanggung utama pesantren, melainkan juga umat Islam seluruhnya dalam mengartikan dan menyadari arti demokrasi itu sendiri.  

Sumber Bacaan :
Pesantren, Pendidikan Kewarganegaraan dan Demokrasi, 2009.
Mujail Qomar. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi, 2002. 

Thursday 5 May 2016

Refleksi Peringatan Isro' Mi'roj

Peringatan Isro' Mi'roj kali ini membuat saya glabakan. Ya, glabakan tidak karuan saat memberikan materi tentang Refleksi Acara Isro' Mi'roj pada sebuah instansi pendidikan. Bukan karena pesertanya yang didominasi oleh perempuan, melaikan saat ada peserta bertanya tentang ayat:
إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
yang artinya kurang lebih begini :"sampai masjid Al-Aqsho yang telah kami berkahi”. Mungkin, inspirasi pertanyaan ini lantaran di awal penjelasan, saya menampilkan ayat tersebut. Peserta yang juga bagian dari panitia itu, tiba-tiba muncul dari luar ruangan dan mengacungkan jarinya. “Ustad tadi disebutkan, masjid Al-Aqsho katanya diberkahi di sekelilingnya, tapi mengapa sekarang sering terjadi peperangan?” saut siswi kelas XI itu saat sesi pertanyaan. Allamak, tak ada reaksi lain, kecuali saya menyeruput kopi sambil merenung jawaban. Ah, ya, itu tidak lain tidak bukan sebuah trik. “tak saya sangka anak tingkat SMA bisa bertanya seperti itu” guman saya. Akhirnya, dengan suara pelan saya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan barokah itu adalah tambahnya kebaikan terutama dalam hal agama, seperti banyaknya rosul yang diangkat di daerah Palestina. Sehingga, peperangan yang ada saat ini tidak berpengaruh terhadap lemahnya ayat itu. Malah justru, dengan adanya peperangan akan banyak kebaikan dari sisi agamanya. Jawaban ini muncul dari otak saya, lantaran memang sudah sering mendengar penjelasan apa itu barokah.
Setelah acara usai, saya pun masih penasaran tentang ayat itu. Tak lama setelah menyantap makanan hasil berkat tadi, saya pun langsung menelusurinya. Dan akhirnya jawaban saya tidak melenceng begitu jauh. Begini, dalam tafsir kabir disebutkan:
( والذي باركنا حوله ) صفة مدح لإزالة اشتراط عارض ، وبركته بما خص به من الخيرات الدينية كالنبوة والشرائع والرسل الذين كانوا في ذلك القطر ونواحيه ونواديه ، والدنياوية من كثرة الأشجار والأنهار ، وطيب الأرض . وفي الحديث " أنه تعالى بارك فيما بين العريش إلى الفرات ، وخص فلسطين بالتقديس "
Dari pertanyaan ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “barokah” di sekeliling Palestina adalah kebaikan pertama yang sifatnya agama seperti banyaknya nabi yang diangkat menjadi rasul. Yang kedua, kebaikan dunia seperti ditumbuhi pepohonan dan dialiri air disekitarnya.
Sementara, pengertian barokah itu sendiri adalah;
البركة: هي الزيادة والنماء من حيث لا يوجد بالحس ظاهرا
 Barakah adalah bertambah yang sekiranya tidak diketahui secara lahiriyah.
Ya, sedikit saya merasakan ketenangan setelah membaca beberapa penjelasan tersebut.

    

Friday 29 April 2016

Terjebak Dalam Orasi Bisnis



Siang itu, suasana kantor menjadi geger setelah menerima sepucuk surat dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji KBIH ternama di Jawa Timur. Tak terkecuali saya, yang baru datang mengajar teman-teman santri. Dalam undangan tersebut dipaparkan untuk menghadiri pelatihan MUTAWIF (Pemandu Ibadah Umrah) yang langsung diselenggarakan oleh KBIH tersebut. Dan yang membuat saya dan teman-teman terkejut, adalah karena di bawah undangan itu tertera tulisan “Bagi 5 peserta terbaik, langsung mendapatkan tiket umrah gratis”. Ayo, siapa yang tidak terkejut dengan iming-iming ini?. Bayangan saya pun waktu itu sudah memakai baju putih separuh badan, dengan hati khusyuk mengelilingi Ka’bah di Makah. Ditambah, dapat berziarah ke makam Rasulullah. (Ah, sungguh terhipnotis imajinasi saya waktu itu. Dan entah hilang kemana nalar kritis saya).  Selain itu, acara ini ditempatkan di salah satu Hotel kota Malang. Hotel, bagi kalangan santri termasuk tempat yang istimewa, lantaran santri lebih sering berada di tempat tradisional tak ber-AC. Sehingga inilah salah satu yang membuat saya dan teman-teman tersedot untuk menghadiri acara tersebut. Tidak hanya itu, biasanya acara pelatihan yang pernah saya ikuti, selalu mendapatkan uang transport, (lumayan, itung-itung buat tambahan membeli sebungkus rokok). Saya yakin, perasaan saya ini tak jauh berebeda dengan perasaan teman-teman saya, sekalipun dengan bentuk imjinasi yang berbeda. 

Malamnya, sebelum hari pelaksanaan acara itu tiba, saya terus membayangkan dan mengangan-angan materi ibadah umroh-haji yang nyaris lupa semua, lantaran tidak pernah saya pelajari mulai dulu waktu sekolah Madrasah Diniyah.  Bayangan saya, acara tersebut sebuah kompetisi. Jadi butuh persiapan matang. Lagi-lagi hanya meraba-raba bayangan optimis mendapatkan bonus umroh gratis. Tak sedikitpun menalar kritis status penyelenggaraan acara tersebut. Dan tujuan acara itu diselenggarakan.
**********

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Cuaca cerah, seakan memberi semangat atas rasa optimis saya (umrah gratis, hehe). Kemudian dengan segala persiapan, saya dan lima teman saya berangkat mengendarai sepeda motor. Salip-menyalip seperti ajang kompetisi balap liar terjadi di sepanjang jalan. Dan akhirnya tibalah di tempat hotel tersebut dengan perasaan terhormat. Sungguh hati-hati kami berjalan. Khawatir ada langkah yang salah. Atau salah masuk ruangan. Sehingga, takut dikira orang desa yang tak pernah masuk kota (padahal memang iya, heh).  Kemudian setelah sampai di ruang resepsionis,Petugas hotel menyambut dengan semunyan manis. Dan mempersilahkan untuk menuju lantai III (Karena, seingat saya dalam undangannya memang di lantai III).

Seperti acara pelatihan pada umumnya, semua perserta wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia. Termasuk saya dan teman-teman. Setelah menerima materi pelatihan, saya dan teman-teman duduk serta siap menyimak pelatihan tersebut. dan bayangan saya masih menggumpal mendapatkan umrah gratis. Dan ingin saya urai dalam kompetisi ini.

Acara pun di mulai, dengan rangkaian pembukaan, kalam wahyu ilahi dan sambutan-sambutan. Nah, selanjutnya akan memasuki acara inti. Tutornya pun ternyata pemilik atau direktur KBIH tersebut. Dan disitulah nalar kritis saya mulai orbit. Bagaimana tidak, tutor pelatihan yang biasa saya ikuti adalah orang indepedent yang ahli dalam bidangnya.  Tapi mengapa acara ini tidak?. Ah, sayapun berusaha melenyapkan nalar itu. Intinya bagaimana caranya saya bisa berkompetisi menjadi peserta terbaik, sehingga mendapatkan umroh gratis.

Dengan berbagai macam materi yang disampaikan, sang tutor  berorasi dengah penuh semangat. Sampai urat lehernya tampak menonjol. Awalnya, materi yang disampaika memang mendidik. Menjelaskan bagaimana menjadi pemandu umroh (Tour Leader) yang baik, apa saja yang perlu dipersiapkan, tantangan-tantangan ketika menjadi pemandu, bahkan juga mengajari doa-doa ketika berangkat umroh dan haji. Sungguh mendidik bukan?. Tapi, perasaan saya tetap menunggu kapan kompetisi peserta terbaik itu dimulai (umroh gratis kawan).

Acara istirahat pun tiba, bertanda sesi pertama usai. Saya dan teman-teman  masih hanya mendapatkan ilmu tentang umrah. Makan siang ditunda setelah sholat. Padahal, perut sudah mulai koar-koar seperti mahasiswa berdemo menuntut pemimpin mensejahterkan rakyatnya. Terpaksa saya dan teman-teman, mencari mushollah yang jauhnya hapir setengah kilo meter. Dan kamipun melaksanakan sholat dhuhur di masjid Jami’ Kota Malang yang jaraknya memang tidak begitu jauh dengan lokasi pelatihan itu.

Dengan hati tenang, tentram, lantaran sudah melaksanakan sholat, di tengah panas dan ramainya hiruk-pikuk perkotaan, kami menuju ruang makan. Dan peserta lain ternyata sudah banyak yang mendahului. Akhirnya,  kami ber-enam bergilir mengambil nasi serta ikanya. Lagi-lagi dengan tingkah yang penuh hati-hati. Kemudian, setelah kami menyantap makanan mewah ala Restoran itu, kami memasuki ruangan dan duduk di tempat semula. Sementara saya meyakini kalau acara setelah ini pasti kompetisinya.

Tutor telah berada di depan para peserta yang cukup banyak itu, hingga ada peserta yang tak mendapatkan kursi sebelum panitia mencari kursi cadangan. Sesi kedua di mulai. Tutornya pun bukan orang lain. Hanya materinya yang tidak sama dari sesi pertama. Materi bisnis. Ya, sesi kedua berisi tentang bagaimana menjadi pembisnis KBIH,  akumulasi jama’ah umroh dan haji berikut laba yang dapat diperoleh, bahkan juga menjelaskan bisnis travel jama’ah haji. Saya mulai curiga ketika sang tutor membahas masalah bisnis. Pada akhir penjelasannya, ia menjelaskan begini: “ada beberapa bonus yang bisa anda dapat di KBIH “arofahmina” ini, diataranya adalah ketika anda dapat membawa 10 orang jama’ah ke KBIH saya ini, maka anda mendapatkan 1 tiket umroh gratis”. Waw, setelah saya mendengarkan ungkapan ini, rasa curiga semakin kuat. Bagaimana tidak, sepuluh orang jama’ah jika laba setiap jama’ah 5 juta misalnya, maka jumlah laba yang didapat adalah 50 juta. Sementara biaya umroh satu orang, kisaran 20-30 juta. Duduk manis tampa susah payah 20 juta masuk kantong Cuma-Cuma. Orasi Bisnis kan?.

Akhirnya, sampai acara selesai, tidak juga diumumkan kapan seleksi itu di mulai. Dan di ujung orasinya, totur yang sekaligus sebagai pemiliki KBIH itu menyampaikan bahwa peserta terbaik akan diseleksi oleh panitia melalui biodata yang telah diisi oleh peserta diawal acara tadi. Allamak, ternyata hanya diseleksi melalui biodata. Pikir saya ada ujian ketat, baik pertanyaan teoritis maupun praktis. Karena hadiahnya Umroh Gratis. Halah, akhirnya saya berpikir mana mungkin seleksi melalui biodata bisa mendapat hadiah Umrah Gratis. Kemprus. Teman-teman saya pun juga menggerutu. Anehnya lagi, sertifikat yang dijanjikan di undangan ternyata disuruh diambil di kantor cabang KBIH dan bertempat di kota Malang. “ma’af ya para hadirin, sertifikat yang saya janjikan lupa tidak saya bawa.  Anda dapat mengambilnya di kantor kami”. Ungkap dia di akhir orasi bisnisnya. “halah, kemprus, mana bisa acara besar dengan banyak panitia bisa lupa, bilang aja agar peserta tahu kantornya, sehingga enak kalau ingin mendaftarkan jama’ah haji, gituu.”. Pikir saya.

Setelah acara selesai, satu-satunya yang dinantikan tak kunjung diumumkan. Uang transport. Ya, ternyata bayangan imajinasi saya dan teman-teman tak dapat dihidupkan. Jangankan imajinasi berbaju putih separuh badan guna melaksankan umroh, biaya untuk bensin pun hanya menjadi sebuah imajinasi yang tak tertulis. Sabar, sabar sabar,.


Dengan memaksakan hati untuk ikhlas, akhirnya, saya dan teman-teman pulang dengan tangan kosong. Dan kembali ke habitatnya masing-masing.  

Thursday 21 April 2016

Kartini: Sepak Terjang Dalam Pendidikan Islam





Nama Kartini, sudah tidak asing lagi dalam negeri pertiwi ini. Ia merupakan sosok perempuan yang berusaha mengangkat status perempuan yang awalnya hanya sebagai pendamping dan pelayan lelaki. Namun, atas propaganda yang dilakukan oleh Kartini banyak mengalami perubahan. Kartini sebenarnya termasuk keturunan ningrat, ia mengetahui betul bagaimana harus taat kepada adat di lingkungan foedalnya. Seperti kebiasan perempuan ketika telah berumur 12 tahun harus dipingit, ditempatkan di dinding-dinding kadipaten. Ia merasakan betul bagaimana sengsaranya wanita yang dipingit. Tidak dapat keluar untuk mengembangkan pengetahuannya. Padahal, Kartini mempunyai cita-cita besar dalam hidupnya, sehingga ia senantiasa berusa ingin lepas dari penjara adat yang mengikatnya. Sekalipun sebenarnya hal ini mempunyai resiko yang besar, yakni cela’an masyarakat.

Awalnya, Kartini merupakan orang selalu mengkritisi ajaran Islam. Ia meranggapan bahwa Islam terlalu mendiskriminasi kaum perempuan terlebih dalam hal poligami. Hal ini disebabkan oleh karena Kartini waktu itu masih belum mengenal Islam begitu jauh dan lebih memprioritas akal. Sehingga pada akhirnya mengakui akan Islam dan mendapatkan ketenangan dalam dirinya setelah mendengarkan ceramah dari pamannya sendiri yang sempat menjadi bupati Demak, Kiai Shaleh Darat. Kia Sholeh menjelaskan makna kandungan yang tedapat dalam surat Al-Fatihah. Sejak itulah, Kartini sangat taat dalam beragam bahkan sesekali mendengarkan surat-surat dalam Al-Qur,an ia menemukan nuansa Religi Islam berupa tasawuf, teologi dan syariat.

Dengan semakin lekatnya ajaran Islam dalam diri Kartini, lambat laun kartini juga tidak kalah dalam memperjuangkan kaum perempuan untuk bisa belajar Ilmu Agama Islam. Ia beranggapan bahwa di Islam banyak sekali tokoh dari perempuan. Bayangkan, di Zaman Nabi Muhammad saw, ada sekitar 700 sahabat dari kalangan perempuan yang berstatus menjadi perawi hadits. Tidak hanya itu, para sahabat nabi, dari kalangan perempuan juga ada yang ikut berperang, berdagang dan mengurus rumah tangga.

Seorang Kartini, gadis lugu yang lahir di tanah Jepara ini, sekalipun latar belakang pendidikannya dari negara Eropa. Namun, seluruh ilmunya hanya diresap dari bagian positifnya saja. Ia tetap setia dan taat terhadap kepercayaan Agamanya. Bahkan ia senantiasan terus ingin mengembangkan pendidikan agama Islam terkhusus untuk kalangan wanita.

Pendidikan yang ingin digagas oleh Kartini waktu itu, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki sebagaimana yang terjadi di Eropa, melainkan kartini ingin mengambil sisi positis dalam mencerdaskan kaum wanita demi untuk mewujudkan bangsa dan rakyatnya. Ada beberapa gagasan pendidikan yang  ingin didiran oleh Kartni waktu itu, diantaranya adalah dengan membuat instansi pendidikan yang tidak terikat oleh paraturan Hindia Belanda. Dengan demikian, ia bebas dalam mengatur dan mengembangkan pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Seperti ia membuat pengajian di surau-surau,  dan Masjid.

Raden Ajeng Kartini, begitulah cara ia memporak-porandakan cara berpikir kaumnya dengan membuka cakrawala baru meyongsong kemajuan bangsa ini melalui kaum hawa. Kini, telah kita rasakan bahwa kaum wanita mempunyai paradigma dalam mengembangkan kemampuan dan bakatnya. Semoga ia selalu dikenang dan dilimpahkan atas perjuangannya. 

Selamat Hari Kartini!!!


Disarikan dari buku Kartin Nyantri.